SLEMAN – Jumlah bangunan di Sleman semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan pencitraan satelit, pembangunan gedung di Sleman memakan sebagian besar lahan terbuka. Kondisi ini membuat lahan pertanian semakin menyusut.
Kepala Kantor Pengendalian Pertanahan Daerah (KPPD) Sleman, Krido Suprayitno menuturkan, sejauh ini ada dua kecamatan dengan tingkat pembangunan tertinggi. Pada akhir 2015, Gamping merupakan kecamatan dengan tingkat pertambahan bangunan paling pesat, yakni dari 450 menjadi 841 unit bangunan.
"Ada penambahan 391 bangunan pada akhir tahun lalu," kata Krido, Ahad (29/5). Menurutnya bangunan tersebut didominasi oleh pembangunan perumahan masal oleh pihak pengembang, terutama di wilayah Banyuraden, setidaknya ada 27 titik pembangunan yang berlangsung di sana.
Selain itu pembangunan yang paling mendominasi adalah pembuatan unit perkantoran, yakni di wilayah Ambarketawang. Berdasarkan data KPPD ada sebanyak 42 titik pembangunan unit perkanto ran yang sudah berlangsung di sana.
"Penyempitan lahan juga terjadi karena digunakan sebagai tempat pemakaman umum," kata Krido. Sementara itu, daerah dengan pembangunan paling rendah adalah Kecamatan Minggir, yakni dari 450 menjadi 522 unit bangunan.
Krido mengemukakan, pesatnya pembangunan juga masih terjadi pada 2016. Namun, pada tahun ini kecamatan dengan status pembangunan tertinggi dipegang oleh Kalasan. Setidaknya ada 140 bangunan baru yang muncul di kecamatan tersebut sejak Januari sampai April 2016.
Adapun kecamatan dengan tingkat kepadatan bangunan masih diduduki oleh Depok. Krido menyampaikan, izin pambangunan di Sleman belum terferivikasi seluruhnya. Maka dari itu, KPPD tengah mengecek status izin bangunan-bangunan tersebut.
"Target kami, sebelum bulan puasa seluruh izin bangunan bisa terverifikasi," kata Krido. Sebelumnya Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, selama lima tahun terakhir luas persawahan di Sleman menurun, rata-rata 0,11 pe rsen per tahun.
Source ↔ MP3 Lagu Baru